Kamis, 05 Februari 2009

TINTA MERAH IKATAN

Katakan pada alam,
IMM adalah nadi perjuangan bangsa
yang hidup untuk memperjuangkan virus-virus yang membodohi anak bangsa ini.
Katakan pada alam,
IMM adalah sumber mata air dari keringnya perjuangan sejarah anak bangsa ini
Katakanlah pada alam,
IMM adalah tinta yang menggores dalam kertas sejarah perjuangan bangsa ini
Katakanlah pada alam,
IMM adalah kampak bagi berhala-berhala kebodohan sejarah bangsa ini
Katakanlah pada alam,
IMM adalah darah bagi kaum-kaum yang di intimidasi oleh penghianat-penghianat busuk bangsa ini.

Maka, lakukanlah perubahan, jalankan perubahan dan tegakkan perubahan
hingga nadir menyingsing terhenti,
hingga nadi terhenti sejenak untuk tetap suarakan panji-panji perubahan.
Karena Kawan, kita punya tinta merah untuk merubah jeritan penderitaan.

Kawan, semangat perjuangan adalah langkah perubahan bagi sejarah bangsa ini
Kawan, teriakkan perubahan hingga rakyat sadar atas perubahan
Kawan, suarakan persatuan hingga rakyat sadar untuk perubahan

Bergerak, berjuang untuk menjadi intelektual yang progresif berwawasan transformatife
Untuk kembali menorehkan alam kesadaran bangsa ini.

Oleh,

Mirza

SALAM DARI SAHABAT

saat kekasih menjemput
kawan, teman pun tersingkir
sakit mendera, kawan!
kawan, begitu hinakah aku ini,
sampai - sampai kau menyingkirkanku.
ku terenyuh, dan sedih.
kurang apakah aku ?

mungkinkah kurang di matamu, kawan
ku merasa tersingkir dan mati
ragaku terasa hilang dan lenyap
entah man rah tujuanku.

ku merasa terjauh oleh kawanku,
sebetulnya apa yang menjadi tujuan dia mendekatiku ?
dan ketika aku sudah dekat dengan dia,
diapun menjauh
padahal yang lebih membutuhkanya adalah aku,
tapi kenapa kau lebih mementingkan dan memperhatikan dia dibanding aku,
ini yang membuatku bertanya dalam kesunyianku.

Puisi Dari

Khairul Anwar

Minggu, 01 Februari 2009

Air Mata Seorang Kekasih

Awan kelabu menyelimuti langit, bumi

Yang membuat langit, bumi warna pekat, gelap

Hingga ku tak bisa melihat kecerahan

Pada hari ini, yang seharusnya cuaca cerah.



Yang seharusnya udaranya sejuk, segar

Tapi udaranya berubah menjadi dingin

Lalu anginnya menjadi ribut bercampur hujan yang deras

Sampai – sampai membuat badanku basah dibuatnya

Kemudian kucoba untuk menggeringkannya tapiku

Terkena imbasnya, yaitu turun hujan yang deras,

Yang membasahi badanku, tak sanggup ku untuk menggeringkannya.



Kucoba berlari – larian ditepi pantai lalu ku berhenti sejenak,

Lalu ku berteriak, marah terhadap diriku yang gak bisa

Ku ungkapkan sampai saat ini, karena ku merasa ragu – ragu

Untuk menggungkapkan sesuatu itu karena diriku merasa

Kurang dari teman – temanku yang tak punya kekurangan

Didepan para wanita, dan ku rasa kurang percaya diri

Kalau berhadapan wanita karena karena ku selalu nerves

Kalau ku berbicara dengannya.



Ku harus bagaimana ?

Ku harus berbuat, apa ?

Ku harus bicara, apa dengan dia ?

Apa ku harus jujur dengannya atau tidak ?

Apaku harus merenung lalu bersedih hati ataukah ku harus terus menghindar ?



Puisi Dari



Khairul Anwar

Air Mata

Awan kelabu menyelimuti langit, bumi

Yang membuat langit, bumi warna pekat, gelap

Hingga ku tak bisa melihat kecerahan

Pada hari ini, yang seharusnya cuaca cerah.



Yang seharusnya udaranya sejuk, segar

Tapi udaranya berubah menjadi dingin

Lalu anginnya menjadi ribut bercampur hujan yang deras

Sampai – sampai membuat badanku basah dibuatnya

Kemudian kucoba untuk menggeringkannya tapiku

Terkena imbasnya, yaitu turun hujan yang deras,

Yang membasahi badanku, tak sanggup ku untuk menggeringkannya.



Kucoba berlari – larian ditepi pantai lalu ku berhenti sejenak,

Lalu ku berteriak, marah terhadap diriku yang gak bisa

Ku ungkapkan sampai saat ini, karena ku merasa ragu – ragu

Untuk menggungkapkan sesuatu itu karena diriku merasa

Kurang dari teman – temanku yang tak punya kekurangan

Didepan para wanita, dan ku rasa kurang percaya diri

Kalau berhadapan wanita karena karena ku selalu nerves

Kalau ku berbicara dengannya.



Ku harus bagaimana ?

Ku harus berbuat, apa ?

Ku harus bicara, apa dengan dia ?

Apa ku harus jujur dengannya atau tidak ?

Apaku harus merenung lalu bersedih hati ataukah ku harus terus menghindar ?



Puisi Dari



Khairul Anwar