Katakan pada alam,
IMM adalah nadi perjuangan bangsa
yang hidup untuk memperjuangkan virus-virus yang membodohi anak bangsa ini.
Katakan pada alam,
IMM adalah sumber mata air dari keringnya perjuangan sejarah anak bangsa ini
Katakanlah pada alam,
IMM adalah tinta yang menggores dalam kertas sejarah perjuangan bangsa ini
Katakanlah pada alam,
IMM adalah kampak bagi berhala-berhala kebodohan sejarah bangsa ini
Katakanlah pada alam,
IMM adalah darah bagi kaum-kaum yang di intimidasi oleh penghianat-penghianat busuk bangsa ini.
Maka, lakukanlah perubahan, jalankan perubahan dan tegakkan perubahan
hingga nadir menyingsing terhenti,
hingga nadi terhenti sejenak untuk tetap suarakan panji-panji perubahan.
Karena Kawan, kita punya tinta merah untuk merubah jeritan penderitaan.
Kawan, semangat perjuangan adalah langkah perubahan bagi sejarah bangsa ini
Kawan, teriakkan perubahan hingga rakyat sadar atas perubahan
Kawan, suarakan persatuan hingga rakyat sadar untuk perubahan
Bergerak, berjuang untuk menjadi intelektual yang progresif berwawasan transformatife
Untuk kembali menorehkan alam kesadaran bangsa ini.
Oleh,
Mirza
Kamis, 05 Februari 2009
SALAM DARI SAHABAT
saat kekasih menjemput
kawan, teman pun tersingkir
sakit mendera, kawan!
kawan, begitu hinakah aku ini,
sampai - sampai kau menyingkirkanku.
ku terenyuh, dan sedih.
kurang apakah aku ?
mungkinkah kurang di matamu, kawan
ku merasa tersingkir dan mati
ragaku terasa hilang dan lenyap
entah man rah tujuanku.
ku merasa terjauh oleh kawanku,
sebetulnya apa yang menjadi tujuan dia mendekatiku ?
dan ketika aku sudah dekat dengan dia,
diapun menjauh
padahal yang lebih membutuhkanya adalah aku,
tapi kenapa kau lebih mementingkan dan memperhatikan dia dibanding aku,
ini yang membuatku bertanya dalam kesunyianku.
Puisi Dari
Khairul Anwar
kawan, teman pun tersingkir
sakit mendera, kawan!
kawan, begitu hinakah aku ini,
sampai - sampai kau menyingkirkanku.
ku terenyuh, dan sedih.
kurang apakah aku ?
mungkinkah kurang di matamu, kawan
ku merasa tersingkir dan mati
ragaku terasa hilang dan lenyap
entah man rah tujuanku.
ku merasa terjauh oleh kawanku,
sebetulnya apa yang menjadi tujuan dia mendekatiku ?
dan ketika aku sudah dekat dengan dia,
diapun menjauh
padahal yang lebih membutuhkanya adalah aku,
tapi kenapa kau lebih mementingkan dan memperhatikan dia dibanding aku,
ini yang membuatku bertanya dalam kesunyianku.
Puisi Dari
Khairul Anwar
Minggu, 01 Februari 2009
Air Mata Seorang Kekasih
Awan kelabu menyelimuti langit, bumi
Yang membuat langit, bumi warna pekat, gelap
Hingga ku tak bisa melihat kecerahan
Pada hari ini, yang seharusnya cuaca cerah.
Yang seharusnya udaranya sejuk, segar
Tapi udaranya berubah menjadi dingin
Lalu anginnya menjadi ribut bercampur hujan yang deras
Sampai – sampai membuat badanku basah dibuatnya
Kemudian kucoba untuk menggeringkannya tapiku
Terkena imbasnya, yaitu turun hujan yang deras,
Yang membasahi badanku, tak sanggup ku untuk menggeringkannya.
Kucoba berlari – larian ditepi pantai lalu ku berhenti sejenak,
Lalu ku berteriak, marah terhadap diriku yang gak bisa
Ku ungkapkan sampai saat ini, karena ku merasa ragu – ragu
Untuk menggungkapkan sesuatu itu karena diriku merasa
Kurang dari teman – temanku yang tak punya kekurangan
Didepan para wanita, dan ku rasa kurang percaya diri
Kalau berhadapan wanita karena karena ku selalu nerves
Kalau ku berbicara dengannya.
Ku harus bagaimana ?
Ku harus berbuat, apa ?
Ku harus bicara, apa dengan dia ?
Apa ku harus jujur dengannya atau tidak ?
Apaku harus merenung lalu bersedih hati ataukah ku harus terus menghindar ?
Puisi Dari
Khairul Anwar
Yang membuat langit, bumi warna pekat, gelap
Hingga ku tak bisa melihat kecerahan
Pada hari ini, yang seharusnya cuaca cerah.
Yang seharusnya udaranya sejuk, segar
Tapi udaranya berubah menjadi dingin
Lalu anginnya menjadi ribut bercampur hujan yang deras
Sampai – sampai membuat badanku basah dibuatnya
Kemudian kucoba untuk menggeringkannya tapiku
Terkena imbasnya, yaitu turun hujan yang deras,
Yang membasahi badanku, tak sanggup ku untuk menggeringkannya.
Kucoba berlari – larian ditepi pantai lalu ku berhenti sejenak,
Lalu ku berteriak, marah terhadap diriku yang gak bisa
Ku ungkapkan sampai saat ini, karena ku merasa ragu – ragu
Untuk menggungkapkan sesuatu itu karena diriku merasa
Kurang dari teman – temanku yang tak punya kekurangan
Didepan para wanita, dan ku rasa kurang percaya diri
Kalau berhadapan wanita karena karena ku selalu nerves
Kalau ku berbicara dengannya.
Ku harus bagaimana ?
Ku harus berbuat, apa ?
Ku harus bicara, apa dengan dia ?
Apa ku harus jujur dengannya atau tidak ?
Apaku harus merenung lalu bersedih hati ataukah ku harus terus menghindar ?
Puisi Dari
Khairul Anwar
Air Mata
Awan kelabu menyelimuti langit, bumi
Yang membuat langit, bumi warna pekat, gelap
Hingga ku tak bisa melihat kecerahan
Pada hari ini, yang seharusnya cuaca cerah.
Yang seharusnya udaranya sejuk, segar
Tapi udaranya berubah menjadi dingin
Lalu anginnya menjadi ribut bercampur hujan yang deras
Sampai – sampai membuat badanku basah dibuatnya
Kemudian kucoba untuk menggeringkannya tapiku
Terkena imbasnya, yaitu turun hujan yang deras,
Yang membasahi badanku, tak sanggup ku untuk menggeringkannya.
Kucoba berlari – larian ditepi pantai lalu ku berhenti sejenak,
Lalu ku berteriak, marah terhadap diriku yang gak bisa
Ku ungkapkan sampai saat ini, karena ku merasa ragu – ragu
Untuk menggungkapkan sesuatu itu karena diriku merasa
Kurang dari teman – temanku yang tak punya kekurangan
Didepan para wanita, dan ku rasa kurang percaya diri
Kalau berhadapan wanita karena karena ku selalu nerves
Kalau ku berbicara dengannya.
Ku harus bagaimana ?
Ku harus berbuat, apa ?
Ku harus bicara, apa dengan dia ?
Apa ku harus jujur dengannya atau tidak ?
Apaku harus merenung lalu bersedih hati ataukah ku harus terus menghindar ?
Puisi Dari
Khairul Anwar
Yang membuat langit, bumi warna pekat, gelap
Hingga ku tak bisa melihat kecerahan
Pada hari ini, yang seharusnya cuaca cerah.
Yang seharusnya udaranya sejuk, segar
Tapi udaranya berubah menjadi dingin
Lalu anginnya menjadi ribut bercampur hujan yang deras
Sampai – sampai membuat badanku basah dibuatnya
Kemudian kucoba untuk menggeringkannya tapiku
Terkena imbasnya, yaitu turun hujan yang deras,
Yang membasahi badanku, tak sanggup ku untuk menggeringkannya.
Kucoba berlari – larian ditepi pantai lalu ku berhenti sejenak,
Lalu ku berteriak, marah terhadap diriku yang gak bisa
Ku ungkapkan sampai saat ini, karena ku merasa ragu – ragu
Untuk menggungkapkan sesuatu itu karena diriku merasa
Kurang dari teman – temanku yang tak punya kekurangan
Didepan para wanita, dan ku rasa kurang percaya diri
Kalau berhadapan wanita karena karena ku selalu nerves
Kalau ku berbicara dengannya.
Ku harus bagaimana ?
Ku harus berbuat, apa ?
Ku harus bicara, apa dengan dia ?
Apa ku harus jujur dengannya atau tidak ?
Apaku harus merenung lalu bersedih hati ataukah ku harus terus menghindar ?
Puisi Dari
Khairul Anwar
Jumat, 23 Januari 2009
Kuncup Bunga Mawar
Lambaian – lambaian angin
Sepoy – sepoy udara menjadi
lebih membuat terbayang – bayang semu
di langit biru yang begitu cerah.
Bahkan ku tak bisa memejamkan mata tuk selamanya
Karena bayang – bayang semu membuatku tertegun
ketika aku melihat beribu – ribu warna yang berkilauan,
yang menghiasi langit biru.
Yang membuat alam ini menjadi cerah lalu membuatku
Terpana dan tak bisa berkata apa – apa, aku hanya bisa
Terdiam lalu terpaku, melihat keindahan yang begitu
Sempurna tak ada kekurangan satupun didalamnya.
Puisi Dari
Khairul Anwar
Sepoy – sepoy udara menjadi
lebih membuat terbayang – bayang semu
di langit biru yang begitu cerah.
Bahkan ku tak bisa memejamkan mata tuk selamanya
Karena bayang – bayang semu membuatku tertegun
ketika aku melihat beribu – ribu warna yang berkilauan,
yang menghiasi langit biru.
Yang membuat alam ini menjadi cerah lalu membuatku
Terpana dan tak bisa berkata apa – apa, aku hanya bisa
Terdiam lalu terpaku, melihat keindahan yang begitu
Sempurna tak ada kekurangan satupun didalamnya.
Puisi Dari
Khairul Anwar
Minggu, 28 Desember 2008
Kegalauan jiwa
Malam menjelang maghrib ku termenung
akan sebuah teka - teki,
yang masih menghantui diriku,
yang belum aku bisa pecahkan saat ini,
ku masih penasaran akan itu.
ku masih termenung dan terbuai akan tanda besar,
yang kurasa masih ku raba - raba
lalu ku coba untuk ku pegang tapi tak bisa meraih-nya
kemudian ku coba lagi dan lagi
tapi ku dapat hanya kehampaan semata.
ku tak tahu, kenapa yang ku pegang
hanya kehampaan yang ku dapat
tapi tak adanya kejelasan atau pun yang ku bisa pegang ?
rasa kegundahanku tidaklah berlebihan
tapi datang dari benakku,
yang sampai ku tak mendapatkan sesuatu itu.
Puisi dari
Khairul Anwar
akan sebuah teka - teki,
yang masih menghantui diriku,
yang belum aku bisa pecahkan saat ini,
ku masih penasaran akan itu.
ku masih termenung dan terbuai akan tanda besar,
yang kurasa masih ku raba - raba
lalu ku coba untuk ku pegang tapi tak bisa meraih-nya
kemudian ku coba lagi dan lagi
tapi ku dapat hanya kehampaan semata.
ku tak tahu, kenapa yang ku pegang
hanya kehampaan yang ku dapat
tapi tak adanya kejelasan atau pun yang ku bisa pegang ?
rasa kegundahanku tidaklah berlebihan
tapi datang dari benakku,
yang sampai ku tak mendapatkan sesuatu itu.
Puisi dari
Khairul Anwar
Langganan:
Postingan (Atom)